Sajak: Seruan Pertama Itu

Aku kembali membaca Ayat pertama itu
Diturunkan dengan memaksa untuk membaca
Ku fahami denyut nadi Sang Utusan Terpilih itu
Kaku... tiada mengerti... apa yang harus dibacanya
Di dalam dakapan makhluk asalnya cahaya
Satu dakapan di dalam seruan

Ku mengerti akan suasana itu...
Hening... Dinginnya keringat...
Apa yang harus dibaca...?


Bacalah... 

Bagaimana harus ku baca?
...dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

Siapakah Dia?
Dia telah menciptakan manusia daripada segumpal darah.

Apa lagi seruan Mu?
Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.

Siapakah Dia?
Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Apakah yang diajarnya?
Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.


Lalu ku mengerti
Membaca itu kunci ruangnya ilmu
Banyak yang harus ku bongkar
Ku mohon 
Moga diri dipandukan
Melalui jalan yang lurus
Bukan jalan yang menyesatkan


(Sajak yang terinspirasi dari Surah al-'Alaq | 04 Ogos )

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Merentas Denai Masa: Makam Bendahara Tun Habib Abdul Majid (Padang Saujana)

Kenapa sambung belajar?

Buku 08: CEMPAKA SARI Sejarah Kesultanan Negeri Perak